REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jumlah pelaku usaha di Kota Bandung saat ini masih minim. Berdasarkan sensus BPS 2016, jumlah pengusaha di Bandung baru mencapai empat persen atau sekitar 90 ribu. Padahal, kota yang dikenal sebagai Paris Van Java ini menjadi destinasi wisata favorit karena terkenal akan fesyen, kuliner dan hiburan lainnya.
"Idealnya jumlah pelaku usaha di Kota Bandung itu di atas lima persen dari jumlah penduduk atau lebih dari 100 ribu," ujar Ketua Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) Kota Bandung Dendy Akad Buldansyah, usai pelantikan pengurus Japnas Kota Bandung di Hotel Horizon, Selasa malam (24/7).
Dendi mengatakan, sebagian besar pelaku usaha di Kota Bandung merupakan pedagang. Sehingga, hanya mendapatkan sedikit nilai tambah. Bahkan, sebagian besar barang yang dijualnya juga merupakan barang impor.
Kondisi tersebut terjadi, kata dia, karena pelaku usaha belum mengubah mind set menjadi pengusaha. Selain itu juga para pelaku juga tidak memiliki daya saing yang kuat sehingga tidak punya rasa percaya diri untuk berkompetisi.
"Kami akan berupaya merubah mind set dari pedagang menjadi pengusaha. Harus memikirkan cash flow, manajemen, SDM, dan lainnya," kata Dendy.
Dendy mengatakan, pihaknya akan menumbuhkan wirausaha baru dengan melakukan road show ke perguruan tinggi negeri maupun swasta di Kota Bandung. Mahasiswa akan diberi pemahaman mengenai dunia usaha agar kelak para lulusan punya pilihan selain menjadi pekerja.
Selain itu, pihaknya juga akan merangkul pelaku usaha besar agar mau melakukan pembinaan sehingga pelaku kecil bisa naik kelas. "Akan kita dorong agar pelaku usaha naik kelas," katanya.
Dendi menilai, upaya untuk mendorong pelaku usaha agar naik kelas sangat penting. Karena, jika usahanya maju maka semakin banyak lapangan pekerjaan tersedia sehingga bisa mengurangi angka pengangguran di Kota Bandung.